Maju Bersama Tijenber

Bimbingan Belajar Tijenber dan Hari Bersejarah di Nabire: Yayasan Tiga Jendela Bersaudara Gelar Tujuh Kegiatan dalam Sehari

Bimbingan Belajar Tijenber

HEALTHEDUCATION

Admin

2/22/20255 min read

Nabire, 28 April 2021 - Tanggal ini menjadi momen bersejarah bagi Yayasan Tiga Jendela Bersaudara karena berhasil melaksanakan tujuh kegiatan dalam satu hari. Kegiatan ini digelar sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi pendidikan dasar di Papua yang masih memprihatinkan dan berdampak pada kesiapan peserta didik untuk menghadapi tes beasiswa.Banyak putra dan putri Papua mengalami kesulitan bersaing dengan peserta didik dari luar Papua dalam mendapatkan beasiswa. Oleh karena itu, Yayasan Tiga Jendela Bersaudara menginisiasi berbagai kegiatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut.

Tujuh Kegiatan Bersejarah

Secara umum, kegiatan yang dilakukan dibagi menjadi satu webinar dan lima kegiatan offline di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire, Jl. Pepera Nabire. Berikut adalah rangkaian kegiatan yang berlangsung:

  1. Ibadah Syukuran Peresmian Yayasan, dipimpin oleh Pastor Benyamin Magai, Pr.

  2. Penandatanganan Prasasti Yayasan Tiga Jendela Bersaudara, dilakukan oleh Pj. Bupati Nabire, dr. Anton Mote.

  3. Sosialisasi Beasiswa Yayasan Tiga Jendela Bersaudara, bekerja sama dengan Yayasan Khow Kalbe Jakarta.

  4. Pelepasan 22 Siswi Orang Asli Papua (OAP) yang lulus dan diterima di Universitas Satya Wiyata Mandala Nabire.

  5. Pelaksanaan Tes TOEFL ITP Lisensi Education Test System (ETS) Amerika, berkolaborasi dengan Universitas Negeri Jakarta.

  6. Syukuran Kelulusan Pendidikan Doktor Yohanes Tebai, yang menjadi doktor pertama di bidang Ilmu Kedokteran Gigi di Tanah Papua dari Universitas Indonesia.

  7. Webinar bertema "Strategi Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Meepago Melalui Pendidikan dan Beasiswa Pada Masa Pandemi", menghadirkan narasumber dari berbagai institusi akademik dan pemerintahan.

Webinar ini menjadi sosialisasi beasiswa terbesar secara daring di Tanah Papua tahun 2021, dihadiri oleh:

  • Dirjen Dikti Kemenristekdikti RI, Prof. Nizam

  • Bupati Kabupaten Dogiyai, Yakobus Dumupa, S.IP., M.IP

  • Universitas Satya Wiyata Mandala Nabire

  • Anggota DPD RI Dapil Papua, Otopianus P. Tebai

  • Kepala Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Papua, Laorens Wantik, S.Pd., M.Si

  • Netty Cahaya Nigrum

  • Sastri Br Rajagukguk, S.Pd., M.Pd (Ketua Yayasan Tiga Jendela Bersaudara)

Tantangan dan Solusi dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Papua

Salah satu permasalahan utama dalam pendidikan dasar dan menengah di Papua adalah kurangnya jumlah serta kualitas guru. Banyak guru tidak berada di tempat tugas, sehingga kompetensi siswa dalam meraih beasiswa dan masuk ke perguruan tinggi menjadi terbatas.Pemerintah pusat maupun daerah diharapkan memberikan pendidikan dasar gratis serta bantuan beasiswa bagi siswa Papua. Yayasan Tiga Jendela Bersaudara juga telah berupaya menggalang donatur untuk mendukung beasiswa bagi perempuan asli Papua dengan standar nilai tertentu.Minimnya dukungan dan kerjasama dari pemerintah daerah (Pemda) setempat menghambat akses pendidikan tinggi bagi putra-putri daerah. Meski demikian, Yayasan Tiga Jendela tetap berupaya memberikan bimbingan belajar kepada siswa-siswi dari berbagai kabupaten, sehingga beberapa di antaranya berhasil mendapatkan pendidikan gratis di perguruan tinggi.

Minimnya Dukungan dari Pemda

Hingga saat ini, belum ada kerjasama dan dukungan dari beberapa Pemda, sehingga hanya satu orang dari setiap kabupaten yang berhasil memperoleh kesempatan kuliah gratis dengan bimbingan dari Yayasan Tiga Jendela. Berikut adalah mahasiswa yang berhasil mendapatkan kesempatan tersebut:

  1. Kabupaten Intan Jaya: Ina Selegani – Kuliah di Jurusan Peternakan dan Pertanian, STIPER Thomas Aquino, Sentani Jayapura.

  2. Kabupaten Paniai: Olike Gobai – Kuliah di Jurusan Farmasi, Sorong.

  3. Kabupaten Deiyai: Linda Pakage – Kuliah di Jurusan Farmasi, STIKES Jayapura Sentani.

  4. Kabupaten Wamena: Ice Kosai – Kuliah di Jurusan Gizi, Poltekes Kemenkes RI Jayapura.

  5. Kabupaten Yalimo: Yestina Sepleng – Kuliah di Jurusan Pertanian, STIPER Thomas Aquino, Sentani Jayapura.

  6. Kabupaten Maybrat: Novita Jitmau – Kuliah di Jurusan Pertanian, UNIPA Manokwari.

  7. Kabupaten Nabire: Tresia – Kuliah di Jurusan Pertanian, STIPER Thomas Aquino, Sentani Jayapura.

  8. Kabupaten Merauke: Mahasiswa yang belum disebutkan namanya – Kuliah di Jurusan Pertanian, STIPER Thomas Aquino, Sentani Jayapura.

  9. Kabupaten Serui: Mahasiswa yang belum disebutkan namanya – Kuliah di Jurusan Farmasi, STIKES Jayapura Sentani Jayapura.

  10. Kabupaten Merauke: Laisa Kaise – Kuliah di Jurusan Gizi, STIKES Persada Nabire.

Saat Itu Hanya Bupati Dogiyai yang memberikan Hibah Untuk Bimbingan Belajar Persiapan Masuk Beassiswa ke Yayasan

Berbeda dengan daerah lain, Kabupaten Dogiyai menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan dengan membiayai guru dan tutor untuk bimbingan belajar sejak tahun 2021. Hasilnya, sebanyak 11 siswa asli Dogiyai berhasil memperoleh beasiswa di berbagai perguruan tinggi, antara lain:

  1. Magdalena Butu – UNIPA Manokwari, Jurusan Pertanian.

  2. Tresia Gobai – STIPER St. Thomas Aquino, Jurusan Pertanian.

  3. Fransiska Petege – STIPER St. Thomas Aquino, Jurusan Pertanian.

  4. Elisabet Tebai – STIPER St. Thomas Aquino, Jurusan Pertanian.

  5. Lusia Tebai – STIKES Jayapura Sentani, Jurusan Farmasi.

  6. Loisa Magai – STIKES Jayapura Sentani, Jurusan Farmasi.

  7. Yosephine Tebai – USWIM Nabire, Jurusan Pertanian.

  8. Yustina – USWIM Nabire, Jurusan Pertanian.

  9. Magda Gobai – USWIM Nabire, Jurusan Pertanian.

  10. Emeliana – USWIM Nabire, Jurusan Pertanian.

  11. Tresia – USWIM Nabire, Jurusan Pertanian.

Dengan adanya dukungan dari Kabupaten Dogiyai, terbukti bahwa investasi dalam bimbingan belajar bisa menghasilkan lebih banyak lulusan yang mendapatkan beasiswa tanpa harus mengeluarkan anggaran besar untuk program beasiswa langsung.

Kehebatan Yayasan Tiga Jendela Bersaudara dalam memberikan Bimbingan Belajar Masuk Kedokteran dan Beasiswanya bagi Siswa Pedalaman Papua

Seluruh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten di daerah terpencil serta pelosok telah lama merasakan krisis tenaga dokter. Salah satu wilayah yang terdampak adalah Papua, yang sejak tahun 2021 melalui Plh. Kepala Bidang SDK Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Dr. drg. Yohanes Tebai, M.H.Kes, mengusulkan pentingnya skema pembiayaan bagi calon dokter dan dokter gigi asli Papua melalui beasiswa afirmasi.

Usulan ini akhirnya mendapat persetujuan dari Menteri Kesehatan RI, Ir. Budi Gunadi Sadikin, yang kemudian menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 37 Tahun 2022 tentang Bantuan Biaya Pendidikan Kedokteran dan Fellowship. Regulasi ini menjadi landasan penting dalam mendukung pendidikan kedokteran bagi putra-putri asli Papua.

Sejak diterbitkannya Permenkes tersebut, Dr. Tebai aktif mensosialisasikan program ini ke seluruh wilayah Papua. Dari berbagai daerah yang menerima sosialisasi, hanya Bupati Deiyai, Bapak Ateng Edowai, S.Pd.K, M.Pd.K, yang merespons dengan konkret. Bupati Edowai bekerja sama dengan Yayasan Tiga Jendela untuk membimbing calon dokter dari Kabupaten Deiyai. Hasilnya, sebanyak 40 siswa asli Deiyai mendapatkan bimbingan belajar intensif, dan 10 di antaranya berhasil lulus tes masuk kedokteran serta mendapatkan beasiswa kuliah.

Para penerima beasiswa tersebar di beberapa universitas ternama di Indonesia:

  • Universitas Hasanuddin, Makassar:

    • Fakultas Kedokteran Gigi: Margalina Koto dan Desom Edowai

    • Fakultas Kedokteran Umum: Elisabet Edowai dan Melan Golda Nawipa

Universitas Negeri Gorontalo:

  • Salmon Edowai

  • Jhon Bunai

  • Jesika Bobii

  • Jesin Douw

  • Margaret Douw

  • Esrail

Rekor Luar Biasa, Yayasan Tiga jendela Berhasil membimbing Masuk Siswa Papua Jurusan SMA IPS ke Kedokteran

Keberhasilan Yayasan Tiga Jendela dalam membimbing siswa dari latar belakang non-IPA masuk ke fakultas kedokteran patut diapresiasi. Secara umum, aturan di Indonesia hanya memperbolehkan lulusan jurusan IPA untuk melanjutkan studi kedokteran. Namun, melalui bimbingan intensif, dua siswa asal Papua dari jurusan IPS, yakni Salmon Edowai dari SMA Negeri Wagete Kabupaten Deiyai dan Jhon Bunai dari SMA Nabire, berhasil menembus seleksi dan diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Gorontalo.

Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, putra-putri asli Papua mampu bersaing dan berkontribusi dalam dunia kesehatan. Harapannya, program beasiswa afirmasi ini dapat terus berjalan dan menjangkau lebih banyak siswa dari berbagai daerah di Papua, sehingga krisis tenaga medis di daerah terpencil dapat teratasi secara bertahap.

Skema Kerjasama untuk Beasiswa Berkelanjutan

Yayasan Tiga Jendela Bersaudara menawarkan solusi efektif untuk mencetak generasi Papua yang siap bersaing. Daripada pemerintah daerah mengalokasikan dana miliaran rupiah untuk beasiswa, yayasan ini menawarkan model bimbingan belajar yang lebih efisien.Perhitungan skema kerjasama:

  • Pemerintah daerah memberikan hibah Rp 1 miliar kepada yayasan untuk bimbingan belajar.

  • Dengan target 15 orang penerima beasiswa, donatur yayasan akan membiayai kuliah mereka hingga wisuda.

  • Misalnya, untuk mencetak 10 dokter, biaya pendidikan total mencapai Rp 40 miliar. Dengan skema ini, pemerintah daerah dapat menghemat anggaran beasiswa dan tetap menghasilkan tenaga medis berkualitas dari Papua.

Melalui pendekatan ini, yayasan berharap dapat menciptakan lebih banyak tenaga profesional asli Papua yang kembali mengabdi ke daerah mereka masing-masing. Dengan adanya dukungan pemerintah daerah dan pihak swasta, masa depan pendidikan di Papua dapat lebih cerah dan berkelanjutan. Pemerintah daerah memberikan hibah Rp 1 miliar kepada yayasan untuk bimbingan belajar. Kesimpulan Minimnya dukungan dari Pemda di berbagai kabupaten menunjukkan bahwa masih banyak daerah yang belum menyadari pentingnya peran bimbingan belajar dalam meningkatkan akses pendidikan tinggi bagi generasi muda. Kabupaten Dogiyai menjadi contoh nyata bahwa kerjasama antara pemerintah dan lembaga pendidikan seperti Yayasan Tiga Jendela dapat memberikan hasil yang signifikan bagi masa depan pendidikan anak-anak asli daerah.Diharapkan, kabupaten-kabupaten lain dapat meniru langkah Dogiyai dengan menjalin kemitraan dan memberikan hibah untuk program bimbingan belajar, sehingga lebih banyak anak-anak daerah bisa mengenyam pendidikan tinggi tanpa hambatan finansial.***